Tahun sudah berganti ke 2021, namun pandemi COVID-19 masih mewabah di Indonesia. Maka dari itu, sebagian besar masyarakat mungkin masih melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari dari rumah. Penulis pun hingga saat ini belum pernah lagi menginjakkan kaki di kantor fisik semenjak imbauan bekerja dari rumah dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini tentunya membuat penulis harus membuat suatu penyesuaian agar tetap dapat bekerja secara produktif dari rumah. Salah satu penyesuaian yang dilakukan adalah dengan memilih perangkat kerja yang tepat.

Laptop merupakan salah satu perangkat kerja utama yang penulis gunakan. Sehari-harinya, paling tidak ada satu rapat melalui konferensi video daring yang harus penulis hadiri. Selain itu, tentunya pekerjaan mengolah dokumen akan selalu mengisi hari-hari penulis. Oleh karena itu, laptop menjadi perangkat kerja yang sangat penting agar pekerjaan sehari-hari penulis dapat diselesaikan dengan baik, selain faktor lain seperti koneksi internet, tentunya. Penulis sendiri memang sudah memiliki sebuah laptop dari kantor, namun penulis gemar untuk mencoba berbagai macam laptop agar dapat merasakan pengalaman bekerja yang berbeda-beda. Belum lama ini, penulis kedatangan sebuah laptop kelas terjangkau yang diotaki oleh prosesor AMD Athlon Gold. Laptop yang dimaksud adalah ASUS VivoBook M409DA.
Nama ASUS VivoBook M409DA memang tidak setenar saudaranya, seperti seri VivoBook A ataupun S. Berada di kasta bawah dari jajaran laptop ASUS, bukan berarti M409DA tidak memiliki daya tarik sama sekali. Justru, dari spesifikasi teknis yang ditawarkan untuk harganya, laptop ini sangat menarik untuk kebanyakan masyarakat, baik untuk para pekerja kantoran hingga para pelajar dan mahasiswa yang sedang mencari laptop dengan performa gesit namun dengan harga yang tidak menyakiti kantong. Penasaran seperti apa pengalaman penulis mencoba M409DA untuk bekerja selama tiga minggu terakhir? Baca artikel review ini hingga habis, ya!
Fisik
ASUS VivoBook M409DA memiliki bahasa desain yang mirip dengan laptop ASUS lainnya di kelas pemula. Memiliki bentuk clamshell yang klasik dengan bodi bebahan plastik polikarbonat. Penggunaan bahan tersebut membuat bobot dari laptop ini cukup ringan, hanya sekitar 1,6 kg saja. Ketebalannya pun cukup proporsional dengan sisi paling tebal sebesar 2,3 cm. Hal ini membuat M409DA cukup mudah untuk dibawa ke mana saja. Pada cover sisi luar yang berada di belakang layar, terdapat sebuah logo ASUS yang cukup besar di tengah yang dikelilingi oleh bodi berwarna abu-abu yang ASUS sebut sebagai Slate Grey.

Saat membuka cover-nya, penulis langsung dipertemukan dengan sebuah layar seluas 14 inci yang memiliki bezel yang tipis di kelas harganya. Hal ini dikarenakan ASUS VivoBook M409DA sudah mengadopsi teknologi NanoEdge Display yang membuat rasio layar dengan bodinya sebesar 78%. Sayangnya, layar yang dipakai oleh laptop ini masih berjenis TN dan hanya memiliki resolusi 1.366 x 768. Namun, jenis dan resolusi layar ini patut dimaklumi, sebab di kelas harga yang sama laptop lain pun diperkuat oleh jenis dan resolusi layar serupa. Untungnya, ASUS menambahkan fitur Anti Glare pada layar laptop ini yang dapat meminimalisir pantulan cahaya. Di sisi atas layar ini, terdapat sebuah webcam yang dapat penulis manfaatkan untuk melakukan panggilan video. Meskipun webcam ini masih beresolusi VGA, namun gambar yang ditampilkannya bisa dibilang terlihat jernih dan tidak gelap.
Beralih ke sisi keyboard, penulis menemukan sebuah keyboard dengan tuts khas laptop kelas pemula dari ASUS. Tombolnya terasa ringan ketika dipakai untuk mengetik, sehingga mungkin agak terasa kurang nyaman jika digunakan untuk mengetik secara intens dengan jangka waktu yang lama. Namun kabar baiknya, keyboard ini memiliki jarak antar tuts sebesar 1,4 mm, sehingga dapat meminimalisir terjadinya typo atau salah ketik. Sebagai catatan, tidak tersedia backlit pada keyboard ini, sehingga mungkin kamu akan kesulitan jika berencana menggunakannya di ruang yang gelap. Di bawah keyboard tersebut, terdapat sebuah touch pad yang memiliki posisi sejajar dengan tuts space bar, walaupun sisi kirinya agak sedikit memanjang hingga tuts Alt. Tidak ada yang istimewa dari touch pad ini, namun kamu bisa menemukan sebuah pemindai sidik jari yang terletak di ujung kanan atas touch pad. Ya, kehadiran pemindai sidik jari ini membuat ASUS VivoBook M409DA mungkin satu-satunya laptop di kelas pemula yang memiliki sensor biometrik. Artinya, kamu dapat mengunci layar dan membuka layar dengan pindaian sidik jari milikmu.



Soal konektivitas, ASUS VivoBook M409DA dilengkapi dengan konektivitas fisik yang cukup lengkap. Di sisi kiri terdapat sebuah port DC-in, USB-C, HDMI 1.4, serta USB-A. Sedangkan di sisi kanannya, terdapat sebuah kensington lock, dua buah USB-A, sebuah audio combo jack, dan microSD reader. Untuk konektivitas nirkabel, laptop ini dibekali dengan WiFi 5 802.11ac dan Bluetooth 4.2.
Performa
ASUS VivoBook M409DA diperkuat oleh jagoan dari AMD di kelas pemula, yakni AMD Athlon Gold 3150U. Prosesor ini memiliki kecepatan standar di 2,4 GHz dan dapat di-boost hingga 3,3 GHz secara otomatis ketika membutuhkan performa yang lebih tinggi. Untuk RAM bawaannya, ASUS sudah membekali laptop ini dengan RAM sebesar 8 GB yang berkonfigurasi dual-channel. Dengan konfigurasi ini, tentunya dapat meningkatkan lagi performa dari prosesor AMD yang tertanam di dalamnya.
Lalu bagaimana pengalaman penulis menggunakan M409DA untuk bekerja sehari-hari? Menurut penulis, laptop ini memiliki performa gesit yang dapat diandalkan untuk mengerjakan pekerjaan ringan hingga menengah. Paduan prosesor kelas pemula dan RAM 8 GB menjadikan laptop ini cukup kuat untuk diajak multitasking. Misalnya, untuk mengolah dokumen teks, spreadsheet, atau slide presentasi sembari membuka web browser dengan tab yang tidak terlalu banyak, serta melakukan video conference. Meskipun terkadang laptop ini akan terasa sedikit lag ketika tab yang dibuka pada web browser sudah terlalu banyak, atau ukuran dokumen yang dibuka sudah terlalu besar.



Meskipun laptop ini hanya diperkuat dengan chip grafis terintegrasi AMD Radeon Graphics, namun ternyata masih lumayan enak jika digunakan untuk bermain game ringan. Penulis mencobanya dengan bermain game Counter Strike: Global Offensive dan DOTA 2. Keduanya diatur dengan pengaturan grafis "rata kiri", sehingga tidak terlalu membebani kinerja chip grafis. Hasilnya, kedua game tersebut masih bisa dijalankan secara lancar dengan FPS rata-rata di kisaran 46 untuk CSGO dan 83 untuk DOTA 2. Memang sih, pada scene terberat dengan banyak efek keluar, FPS keduanya dapat drop hingga di bawah 30, namun tentunya hal ini wajar mengingat kelas harga yang ditawarkan oleh laptop ini.
Di sektor media penyimpanan internal, ASUS VivoBook M409DA dibekali dengan sebuah SSD PCIe 3.0 M.2 berkapasitas 512 GB. Dengan penggunaan SSD, pengoperasian berbagai aplikasi, dari membuka tutup data, hingga kecepatan loading di dalam game menjadi lebih cepat. Dari hasil pengujian penulis, ditemukan bahwa kinerja SSD pada laptop ini terbilang cepat untuk kelas harganya. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh penggunaan SSD berjenis PCIe 3.0 yang memang memiliki kecepatan baca dan tulis yang lebih prima jika dibandingkan dengan SSD berjenis SATA.
Berikut adalah hasil uji performa yang penulis lakukan dengan menggunakan beberapa aplikasi synthetic benchmark dan game yang penulis mainkan.
Pengujian Cinebench R20 |
RUN 1 | 580 |
RUN 2 | 634 |
RUN 3 | 703 |
RUN 4 | 687 |
RUN 5 | 708 |
RUN 6 | 700 |
RUN 7 | 693 |
RUN 8 | 707 |
RUN 9 | 692 |
RUN 10 | 710 |
| |
Pengujian 3DMark Fire Strike (Graphics Score) |
RUN 1 | 1313 |
RUN 2 | 1316 |
RUN 3 | 1316 |
RUN 4 | 1313 |
RUN 5 | 1314 |
RUN 6 | 1312 |
RUN 7 | 1312 |
RUN 8 | 1316 |
RUN 9 | 1310 |
RUN 10 | 1315 |
Game | Min FPS | Max FPS | Avg FPS |
Counter Strike: Global Offensive (1.280 x 720, All Low, AA Off) | 8 | 127 | 46 |
DOTA 2 (1.280 x 720, Fastest, Exclusive Fullscreen) | 40 | 116 | 83 |
Audio
Sebagai laptop kelas pemula atau entry level, tentu penulis tidak berharap banyak dari sistem audio yang ada pada ASUS VivoBook M409DA. Speakernya sendiri berkonfigurasi stereo yang terletak di sisi bawah agak ke samping di kiri dan kanan. Untuk keluaran suaranya sendiri, terdengar cukup lantang dengan kualitas yang baik untuk laptop di kelas harganya. Walaupun penulis sendiri tetap menyarankan agar kamu lebih baik menggunakan headset saja jika ingin menikmati konten audio, video, game, ataupun melakukan video conference memakai laptop ini.
Suhu
Suhu menjadi salah satu pertimbangan penulis ketika menguji sebuah laptop. Bagaimana dengan suhu pada ASUS VivoBook M409DA ini? Penulis mengujinya dengan menjalankan Cinebench R20 dan 3DMark Fire Strike secara berturut-turut. Pengukuran suhu ini menggunakan perangkat lunak CoreTemp. Hasilnya, dalam keadaan idle atau menganggur ataupun ketika sedang melakukan pekerjaan ringan, laptop ini memiliki suhu prosesor di kisaran 34-35 derajat celcius. Suhu idle ini bisa dibilang sangat rendah, mengingat laptop lain di kelas harga yang sama rata-rata memiliki suhu idle di kisaran 40-45 derajat celcius. Ketika sudah digunakan dalam keadaan full load atau bekerja penuh, suhu prosesornya meningkat hingga maksimal sekitar 95 derajat celcius. Suhu ini memang tidak bisa dibilang adem. Namun melihat kinerjanya pada Cinebench R20 dan 3DMark Fire Strike yang konsisten, berarti tidak terjadi throttling pada prosesor AMD Athlon Gold yang dimiliki laptop ini. Pada skenario aktivitas sehari-hari, seharusnya beban prosesor akan lebih rendah dan tentunya menghasilkan suhu yang lebih rendah juga.
Suhu ASUS VivoBook M409DA | Idle | Load |
Prosesor AMD Athlon Gold 3150U | 34 - 35 c | 94 - 95 c |
Baterai
Daya tahan baterai ASUS VivoBook M409DA bisa dibilang cukup memuaskan untuk laptop kelas pemula. Penulis mengujinya dengan menggunakannya untuk menunjang aktivitas kerja sehari-hari. Diatur ke pengaturan power di Windows ke "Better Performance", dengan pemakaian browsing internet, mendengarkan lagu dari Spotify, sesekali menonton video di YouTube, serta mengolah dokumen menggunakan Microsoft Office dengan tingkat kecerahan layar di 100%, penulis mendapatkan waktu pemakaian hingga sekitar tujuh jam. Namun jika penulis sedang menjalani hari yang penuh dengan video conference hingga durasi lebih dari satu jam per sesi, daya tahan baterainya hanya cukup hingga lima jam. Tetap saja, daya tahan baterai ini masih terbilang cukup baik. Toh, pastinya penulis lebih sering menggunakannya dengan kondisi terhubung pada kabel daya, mengingat sebagian besar aktivitas pekerjaan penulis masih dilakukan dari rumah.
Kesimpulan
ASUS VivoBook M409DA merupakan salah satu laptop kelas entry-level atau pemula yang dapat penulis rekomendasikan buat kamu yang sedang mencari laptop murah untuk bekerja dari rumah. Hampir segala aspek yang dimiliki oleh laptop ini memiliki performa yang prima, mulai dari kinerja prosesor AMD Athlon Gold, kecepatan baca dan tulis SSD yang cepat, hingga daya tahan baterai yang bisa diandalkan. Bekerja dari mana saja menjadi lebih mudah dan nyaman menggunakan M409DA.
Jika berbicara kekurangan dari laptop ini, mungkin sifatnya hanya minor saja. Mulai dari penggunaan panel TN dengan resolusi yang rendah, hingga keyboard yang kurang nyaman dipakai dalam waktu yang lama. Namun keduanya perlu dimaklumi mengingat banderol harga yang disematkan pada laptop ini. Ya, ASUS memang membanderol VivoBook M409DA ini dengan harga yang cukup terjangkau. Cukup menggesek kartu debitmu tidak lebih dari Rp6.099.000 untuk varian dengan prosesor AMD Athlon Gold 3150U, RAM 4 GB, serta SSD 512 GB. Perlu diingat, unit yang dijual di pasaran hanya memiliki konfigurasi RAM 4 GB saja, berbeda dengan unit yang diuji oleh penulis yang sudah menggunakan RAM 8 GB. Hal ini bukan masalah, sebab kamu tinggal membeli satu keping RAM 4GB lagi dengan budget tidak lebih dari Rp300.000. Ingat, platform berbasis AMD memiliki peningkatan performa yang signifikan ketika kamu menggunakan konfigurasi RAM dual channel.
Berikut adalah nilai yang penulis berikan untuk masing-masing sektor dari hasil pengujian ASUS VivoBook M409DA:
Nilai Uji Pakai ASUS VivoBook M409DA |
Fisik | 8 |
Performa | 9 |
Audio | 7 |
Suhu | 7 |
Baterai | 8 |
Harga | 9 |
Nilai Rata-Rata | 8 |
Spesifikasi teknis dari ASUS VivoBook M409DA yang diuji pakai oleh penulis bisa kamu lihat pada tabel di bawah ini:
Nama Produk | ASUS VivoBook M409DA |
Prosesor | AMD Athlon Gold 3150U dengan kecepatan 2,4 GHz, boost hingga 3,3 Ghz dan cache sebesar 5M) |
Chip Grafis | AMD Radeon Graphics |
Memori RAM | 4 GB DDR 4 (Onboard) Tersedia sebuah slot RAM yang dapat diisi dengan RAM DDR4 hingga kapasitas maksimal 8 GB. |
Media Penyimpanan | 512 GB PCIe Gen3 x2 SSD |
Sistem Operasi | Windows 10 |
Layar | 14.0" (16:9) LED backlit HD (1.366 x 768) Anti-Glare |
Kamera | VGA Web Camera |
Konektivitas Fisik | 1 x HDMI 1.4 1 x Combo Audio Jack 3.5 mm 1x USB-A 3.2 Gen 1 1x USB-C 3.2 Gen 1 2x USB-A 2.0 microSD card reader |
Konektivitas Nirkabel | Wi-Fi 5 802.11ac Bluetooth 4.2 |
Audio | Speaker stereo dengan SonicMaster dan ICEpower |
Baterai | 2-cell Li-ion, 32 WHrs |
Dimensi (P x L x T) | 32,5 x 21,6 x 2,3 cm |
Bobot | 1,6 kg |
Varian Warna | Transparent Silver Slate Grey |
Harga | Rp6.099.000 |
Garansi | 2 tahun garansi global |
AMD ngga mau kalah di segmen entry level yah, saya malah tahunya AMD Ryzen sajaa :-)
BalasHapusBetul om, bahkan di segmen ini mereka punya pasar yang lebih kuat dibandingkan dengan seri Ryzen-nya
Hapus